Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Januari 2023

Sah!!! Tanfidz Keputusan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tahun 2022

Posted by Jajang Nurjaman On Januari 01, 2023 | No comments

 


Program Muhammadiyah 2022–2027 merupakan penjabaran dan penajaman dari program jangka panjang untuk lima tahun keempat dari rencana strategis Muhammadiyah 2005–2025. Dalam rencana strategis Muhammadiyah tersebut dapat dilihat bahwa periode saat ini memasuki tahapan keempat (2020–2025) dari renstra Muhammadiyah sejak Muktamar tahun 2005. Namun karena pandemi Covid-19 sebagaimana keputusan Tanwir tahun 2020 dan Tanwir 2021 rentang waktunya mengalami perubahan menjadi periode 2020–2027 di mana pelaksanaan Muktamar berlangsung pada 18–20 November 2022. Karenanya renstra keempat Muhammadiyah mengalami penyesuaian dalam rentang lima tahunan yakni program jangka menengah tahun 2022–2027. 

Kebijakan program Muhammadiyah pada lima tahun keempat atau terakhir (2020–2027/2022–2027) difokuskan pada: (1) terciptanya seluruh elemen sistem gerakan Muhammadiyah yang unggul; (2) terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; serta (3) berkembang luasnya peran strategis Muhammadiyah dalam kehidupan umat, bangsa, dan dinamika global. 

Muhammadiyah menetapkan visi jangka panjang antara rentang tahun 2005–2025 yakni: “Tumbuhnya Kondisi dan Faktor-Faktor Pendukung bagi Perwujudan Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya”.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2022 - 2027

Adapun visi jangka panjang Muhammadiyah tersebut di bagi dalam empat visi pengembangan jangka menengah lima tahunan masingmasing sebagai berikut.

Visi Pengembangan 2005–2010:

Tertatanya manajemen organisasi dan jaringan agar mampu dan efektif untuk menjadi Gerakan Islam yang maju, profesional, dan modern, serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan kualitas Persyarikatan dan amal usaha.

Visi Pengembangan 2010–2015:

Meningkatnya konsolidasi Gerakan dan mantapnya manajemen organisasi di seluruh jenjang dan jenis kepemimpinan, serta untuk memobilisasi sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah bagi peningkatan kualitas dakwah yang dilakukan Persyarikatan dan amal usaha.

Visi Pengembangan 2015–2020:

Meningkatnya peran Muhammadiyah dalam pemberdayaan umat dan bangsa sebagai perwujudan dari peran Muhammadiyah dalam pengembangan masyarakat madani di Indonesia, serta dengan tetap menjaga kualitas Persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah.

Visi Pengembangan 2020–2027:

Meningkatnya sinergi dengan seluruh komponen umat, bangsa, dan kemitraan internasional agar terciptanya pranata sosial berkemajuan bagi tumbuh dan kembangnya nilai-nilai Islam di Indonesia sebagaimana tujuan Muhammadiyah dengan tetap meningkatkan kualitas Persyarikatan dan amal usaha secara berkesinambungan.

Dalam perumusan dan penentuan program lima tahun ke depan yakni tahun 2022–2027 tidak dapat dipisahkan dari dinamika internal dan eksternal Muhammadiyah. Sejak Muktamar ke-47 Muhammadiyah tahun 2015 di Makassar, Muhammadiyah menegaskan posisi institusionalnya

terhadap negara dan ideologi negara yakni Pancasila melalui dokumen resmi “Negara Pancasila sebagai Dâr Al-‘Ahdi Wa Al-Syahâdah”. Artinya bagi Muhammadiyah sejak Indonesia diproklamasikan 17 Agustus 1945 dan ditetapkannya konstitusi UUD 1945 pada 18 Agustus 1945 di mana Muhammadiyah dan para tokohnya terlibat aktif dalam pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bahwa NKRI telah menjadi konsensus atau kesepakatan nasional yang harus dipegang teguh dan tidak dapat diingkari maupun diubah oleh dasar dan sistem negara dalam bentuk apapun, bersamaan dengan itu harus dibangun secara konstitusional berdasarkan Pancasila dengan pertanggungjawaban yang tinggi menuju tercapainya cita-cita nasional yaitu Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, maju, adil, makmur, dan bermartabat sebagai Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.

Selengkapnya Tanfidz Keputusan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tahun 2022 dapat didownload di sini!


Sabtu, 31 Desember 2022

Terbaru! Dokumen Badan Hukum Persyarikatan Muhammadiyah

Posted by Jajang Nurjaman On Desember 31, 2022 | No comments

 


Dokumen Badan Hukum Muhammadiyah merupakan landasan hukum bagi persyarikatan Muhammadiyah dan seluruh amal usahanya pada bidang keagamaan, sosial, pendidikan dan kesehatan. Seluruh badan hukum amal usaha Muhammadiyah di semua tingkatan menggunakan dokumen yang sama, satu dokumen badan hukum untuk semua amal usaha di seluruh  tingkatan (pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting).

Berikut kami lampirkan dokumen badan hukum dan surat - surat pengakuan Muhammadiyah sebagai badan hukum dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2016 dan Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2022.

1. Dokuman Badan Hukum download
2. Surat Penjelasan Badan Hukum Muhammadiyah dari Kementerian Dalam Negeri dan Kemenkumham 2016 download
3. Surat Penjelasan Badan Hukum Muhammadiyah dari Kemenag RI 2022 download
4. Dokuman Badan Hukum Lengkap download

Semoga bermanfaat !!!

Senin, 24 Oktober 2022

MENGAPA PENDAKWAH BANYAK MUSUHNYA?

Posted by Jajang Nurjaman On Oktober 24, 2022 | No comments

 

Gambar : khoiri_tomboati
 
Dakwah bukan hanya menganjurkan orang berbuat baik, tetapi dakwah juga merupakan upaya mencegah KEMUNGKARAN.
Dakwah dari sisi menganjurkan manusia agar melakukan  kebaikan merupakan sisi yang aman, tidak ada resiko mendapat perlawanan, tentu karena ajakan berbuat baik belum menabrak kepentingan orang. Dakwah menyeru manusia berbuat baik (amar ma'ruf) andaikata belum dijalankan tetapi tidak ditolak. 

Pengajaran dan pembahasan tentang ibadah khusus seperti bersuci, sholat, puasa, haji, pendidikan baca Al Qur'an, dzikir, do'a, ilmu hikmah juga masih termasuk wilayah yang aman.  Pencerahan bidang psikologi agama, hubungan agama dengan kesehatan, agama dan pendidikan, agama dan teknologi serta bidang bidang disiplin ilmu juga masih termasuk wilayah aman.  Apalagi jika para da'inya punya kemampuan joke, guyonan, banyolan standup komedi yang baik, tentu makin banyak penggemarnya. 

Dakwah baru akan menuai hambatan, tantangan, cercaan, makian, permusuhan, intimidasi bahkan PERSEKUSI jika sudah mulai masuk pada sisi mencegah orang berbuat mungkar, dosa dan maksiat.  Para pemabok tiba-tiba benci ketika anda katakan bahwa mabuk mabukan itu dilarang. 

Mereka yang berzina atau  pekerjaannya adalah zina pasti akan marah jika dikatakan bahwa berzina adalah terlarang dalam agama.  Rentener akan mangkel kalau sang guru ngaji menyampaikan bahwa riba adalah dosa besar. Para penyembah pohon besar, pemakmur makam keramat, pemuja pusaka, dan perbuatan menyekutukan Alloh yang lainnnya akan MURKA kalau perbuatannya disebut syirik. 

Karena itulah, meskipun para pendakwah telah menghiasi dirinya dengan akhlaq, sopan santun, adab ashor, penderma, berbudi luhur, TETAP SAJA para pelaku maksiat yang cinta dengan KEMAKSIATAN tetap akan BENCI dan MEMUSUHI. 

Itulah sebabnya para pendakwah yang lugas, yang berani bersuara dan bertindak MENCEGAH maksiat pasti akan dimusuhi. Walaupun para pendakwah itu sangat tidak suka mendapatkan musuh dan permusuhan, mereka lebih senang KEDAMAIAN. 

Memang begitu fitrahnya, KEBENARAN pasti dimusuhi oleh KEMUNGKARAN, yang mereka musuhi KEBENARANNYA, siapapun yang membawanya meski NABI MUHAMMAD sekalipun tetap akan dimusuhi, padahal puncak akhlaq baik dimiliki oleh Rosululloh SAW, makanya Rosululloh juga punya buanyak musuh. Para pendakwah melakukan tugas dakwah diluar kepentingan pribadinya, itu sebuah kewajiban umat yang ia rela mengembannya. 

Para penjual beriklan untuk meningkatkan penjualan produknya, sopir berkejaran ikhtiar mendapat penumpang, penambang mengamankan wilayah penambangannya,  itu semua ada hubungannya dengan PENDAPATAN. 

Tapi DA'I melakukan upaya MENCEGAH KEMUNGKARAN bukan untuk dirinya, mereka melakukannya untuk menjaga kaumnya, negrinya bangsanya dari murka Alloh. Tetapi dia dengan rela hati menanggung resiko yang keuntungannya bukan untuk dirinya. 

Kalau tidak karena KEIKHLASAN tidak ada yang bersedia mengambil resiko ini, resiko DIMUSUHI bahkan diganggu juga dipersekusi, kalau tidak ada KEIKHLASAN para da'i akan pensiun dini, para da'i penjaga agama akan sepi dan pergi. Pergi dan hilangnya para da'i adalah tanda akan BERKIBARNYA MAKSIAT dan itu tanda MURKA ALLOH sudah dekat. Para da'i tidak punya musuh pribadi, ia dimusuhi karena tugas yang diembannya. 


Tetap semangat
Salam DAKWAH


Senin, 26 September 2022

PEDULI BANJIR BANDANG PAMEUNGPEUK

Posted by Jajang Nurjaman On September 26, 2022 | No comments



 

Banjir Pameungpeuk Kab. Garut Jawa Barat, 23 September 2022. Telah mengakibatkan kerusakan fasilitas pribadi dan umum. Seperti fasilitas PDAM rusak diterjang banjir, sampai sekarang belum selesai diperbaiki. Sebanyak 616 keluarga korban banjir mengalami kerugian material berupa rusaknya rumah, perabotan, binatang ternak, pakaian dan lainnya. Bahkan fasilitas umum pun ikut rusak seperti jembatan gantung dan fasilitas PDAM. Warga Amal Usaha Muhammadiyah yang turut terkena dampak yaitu:
1. Asatidz dan santri Pondok Pesantren Al-Manaar Muhammadiyah
2. Siswa SMP Muhammadiyah Pameungpeuk.
Salurkan bantuan anda melalui Lazismu Garut Bank Syariah Indonesia; 7050998805

PENDAFTARAN ANGGOTA MUHAMMADIYAH ONLINE

Posted by Jajang Nurjaman On September 26, 2022 | No comments

 

SELAMAT DATANG DI LAYANAN KTA MUHAMMADIYAH ONLINE

  •  > Layanan ini hanya berlaku untuk pemohon NBM baru.
  •  > Permohonan akan diproses setelah melengkapi upload blanko pengesahan, pas foto, dan bukti transfer

Silahkan klik link di bawah untuk mengisi formulir keanggotaan baru

DAFTAR KTAM

Jumat, 15 Juli 2022

LARANGAN MIHRAB IMAM LEBIH TINGGI DARI MA’MUM DALAM SHALAT

Posted by Jajang Nurjaman On Juli 15, 2022 | No comments

 

Gambar: https://bimbinganislam.com

    Oleh: 
Abu Rayyan

Pertama, Pada dasarnya, islam melarang posisi imam ketika shalat jamaah, lebih tinggi dibandingkan posisi makmum. Ada beberapa dalil yang menunjukkan hal ini, diantaranya,

Dari Adi bin Tsabit al-Anshari bahwa ada seseorang yang bersama sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu di kota al-Madain. Ketika datang waktu shalat dan dikumandangkan iqamah, Ammar maju menjadi imam dan berdiri di atas dukkan, sementara makmum shalat di bawah. Melihat ini, Hudzaifah-pun maju dan menarik tangannya Ammar, beliaupun mengikuti Hudzaifah, hingga Hudzaifah menurunkan amar di tanah. Seusai shalat, Hudzaifah berkata kepada Ammar,

أَلَمْ تَسْمَعْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا أَمَّ الرَّجُلُ الْقَوْمَ فَلَا يَقُمْ فِي مَكَانٍ أَرْفَعَ مِنْ مَقَامِهِمْ» أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ؟، قَالَ عَمَّارٌ: لِذَلِكَ اتَّبَعْتُكَ حِينَ أَخَذْتَ عَلَى يَدَيَّ

Tidakkah anda mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Apabila seseorang mengimami masyarakat, janganlah dia berdiri di tempat yang lebih tinggi dari posisi makmum.” atau yang semacam itu?

Ammar menjawab: ’Dan karena itu, saya mau mengikutimu ketika engkau menarik tanganku.’ (HR. Abu Daud 598 dan dinilai hasan li ghairihi oleh al-Albani)

Keterangan:

Dukkan: tempat yang digunakan untuk duduk sebagaimana kursi, biasanya dalam bentuk bangunan kotak kecil di dasar tembok, layaknya teras sebuah rumah.

Kedua, dinyatakan dalam hadis riwayat Bukhari & Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat di atas mimbar. Sahabat Sahl bin Sa’d as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

وَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ عَلَيْهِ فَكَبَّرَ وَكَبَّرَ النَّاسُ وَرَاءَهُ، وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، ثُمَّ رَفَعَ فَنَزَلَ الْقَهْقَرَى حَتَّى سَجَدَ فِي أَصْلِ الْمِنْبَرِ، ثُمَّ عَادَ، حَتَّى فَرَغَ مِنْ آخِرِ صَلَاتِهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي صَنَعْتُ هَذَا لِتَأْتَمُّوا بِي، وَلِتَعَلَّمُوا صَلَاتِي»

Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami di atas mimbar. Beliau takbiratul ihram dan jamaahpun ikut takbir di belakang beliau, sementara beliau di atas mimbar. Kemudian, ketika beliau i’tidal, beliau mundur ke belakang untuk turun, sehingga beliau sujud di tanah. Lalu beliau kembali lagi ke atas mimbar, hingga beliau menyelesaikan shalatnya. Kemudian beliau menghadap kepada para sahabat, dan bersabda,

”Wahai para sahabat, aku lakukan ini agar kalian bisa mengikutiku dan mempelajari shalatku.” (HR. Bukhari 377, Muslim 544, Nasai 739, dan yang lainnya).

Karena beliau mengimami shalat di atas mimbar, posisi belia lebih tinggi dari pada makmum.

Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan, imam boleh berada di posisi lebih tinggi dari pada makmum, jika ada kebutuhan. Misalnya, agar bisa dilihat makmum atau agar suaranya lebih didengar oleh makmum.

Ibnu Qudamah mengutip keterangan Imam as-Syafii,

وقال الشافعي: أختار للإمام الذي يعلم من خلفه أن يصلي على الشيء المرتفع، فيراه من خلفه، فيقتدون به؛ لما روى سهل بن سعد

“Saya berpendapat bahwa imam yang hendak mengajari shalat makmum di belakangnya, dia boleh shalat di tempat yang tinggi, agar bisa dilihat oleh orang yang berada di belakangnya, sehingga mereka bisa mengikuti shalatnya imam, berdasarkan hadis yang diriwayatkan Sahl bin Sa’d.” (al-Mughni, 2/154).

 Ketiga, Kebolehan mihrab lebih tinggi dari ma’mum dalam shalat bersifat Illat (sebab) artinya pengecualian diantaranya imam bermaksud untuk mengajarkan bagaimana cara shalat yang benar.

Sementara apabila cara shalat itu sudah bisa disampaikan melalui media yang lain, misalnya melalui pengajian rutin, tayangan video atau melalui media-media lainnya makanya kebolehan mihrab imam lebih tinggi dari pada ma’mum maka gugur dengan sendirinya. Wallahu A’lamu.


Rabu, 06 Juli 2022

LOKASI SHALAT IDUL ADHA 1443 H, SABTU 9 JULI 2022

Posted by Jajang Nurjaman On Juli 06, 2022 | No comments

 


Idul Adha tahun 1443 H / 2022 M ini sangat istimewa khususnya bagi umat Islam khususnya yang ada di Indonesia. Kementerian Agama RI telah menetapkan Idul Adha pada 10 Zulhijjah 1443 H jatuh pada hari Ahad, 10 Juli 2022 M. Sementara itu sebelumnya Muhammadiyah menetapkan 10 Zulhijjah 1443 H jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022. Namun demikian perbedaan ini tidak menjadi masalah mengingat hal itu merupakan bagian dari kebebasan dalam beribadah yang dilindungi oleh Undang-undang.

Ini terjadi bukan semata-mata karena perbedaan metode hisab dan rukyat, melainkan terkait kriteria tinggi hilal. Pemerintah menetapkan ketinggian minimal hilal 3 derajat, sedangkan Muhammadiyah asal telah terjadi konjungsi dan konjungsinya sebelum matahari terbenam maka telah ditetapkan sebagai bulan baru. Menyikapi perbedaan ini mari kita sama-sama menghormati putusan masing-masing. 

Bagi masyarakat yang akan melaksanakan shalat Idul Adha hari Sabtu, 9 Juli 2022 M ada beberapa tempat di wilayah selatan Garut yang dapat menjadi referensi sebagai berikut:
1. Pondok Pesantren Al-Manaar Muhammadiyah Pameungpeuk
2. PRM Paas (DKM At-Taubah)
3. PRM Mandala(DKM al-Insyiroh)
4. PRM Pameungpeuk (DKM al-Muttaqin)
5. PRM Cibarani (DKM al-Hidayah)
6. PRM Pabuaran (DKM Al-Mukhtar)
7. PRM Mancagahar (DKM al-Bayyinah)
8. PRM Jatimulya (DKM al-Irsyad
9. PRM Babakan (DKM al-Kautsar)
10. PRM Junti (Komplek SMP dan SMK Muhammadiyah)
11. PRM Mekarsari (DKM al-Syifa)
12. DKM Cadas Ngampar
13. PRM Cikanyere (DKM Arrahmah)
14. PRM.Tarengtong (Komplek Perumahan)
15. PCM.Mekarmukti (DKM Al-Muhajirin)
16. DKM Nurul Hikmah Manisi Pameungpeuk
17. DKM Al-Falah Depok
18. DKM al-Muhajirin Pagelaran Depok
19. PCM Cikelet lokasi di MI Muhammadiyah Cijambe
20. DKM Al-Amanah Depok
21. DKM Al-Furqon Depok
22. DKM Heras Depok
23. DKM Nurussalam Depok
24. PRM Cipicung Depok
25. DKM Al-Muawwanah Depok
26. DKM Al-Muttaqin Depok
27. DKM Al-Ikhlas Depok
28. PRM Sancang
29. PCM Bungbulang (masjid al-Muhajirin)
30. DKM Asysyifa Mancagahar

Mudah-mudahan ibadah Idul Qurban kita diberkahi Allah subhanahu wata'ala.

Sumber: Majelis Tabligh PCM Pameungpeuk

Jumat, 28 Januari 2022

Gembirakan Dakwah, Majelis Tabligh Adakan Kajian Rutin

Posted by PCM Pameungpeuk On Januari 28, 2022 | No comments


PAMEUNGPEUK, PCM Pameungpeuk. Majelis Tabligh PCM Pameungpeuk secara rutin mengadakan kajian setiap hari Jum'at. Tujuan pengajian ini merupakan sarana bagi Muhammadiyah untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan As-Sunnah kepada seluruh lapisan masyarakat. Kurangnya Pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran warganya dalam melaksanakan amal ibadah dan beragama.

Munawwir Khalil, Wakil Ketua MPK PP Muhammadiyah, seperti dikutip dalam laman muhammadiyah.or.id menyatakan bahwa Persyarikatan memiliki tradisi tersendiri bagaimana menanamkan ajaran nilai-nilai bagi warganya. Tradisi ini telah berlangsung sejak awal-awal Muhammadiyah berdiri yang dipelopori langsung KH. Ahmad Dahlan. Metode dakwah yang sering digunakan adalah pengajian.

Beliau juga menegaskan, Muhammadiyah ada itu ya karena ada pengajian. Kalau sebuah ranting, cabang, daerah, dan amal usaha Muhammadiyah sudah tidak ada pengajian, maka itu indikator persyarikatannya menjadi tidak jalan karena pengajian ini adalah tradisi kita dalam bermuhammadiyah. Pengajian merupakan cara agar meningkatkan diri pada keimanan kepada Allah.

Oleh karena itu kepada seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah di lingkungan Cabang Muhammadiyah Pameungpeuk untuk sama-sama menggembirakan dakwah melalui pengajian rutin setiap Jum'at. ***







Selasa, 24 Desember 2019

Download Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 1

Posted by PCM Pameungpeuk On Desember 24, 2019 | 2 comments


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepada seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah serta kaum muslimin yang memerlukan rujukan hukum syari'at, kini telah hadir Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.

Bagi saudara-saudara yang memerlukankannya dapat langsung mendownload pada link beriber  ini :

Download HPT Muhammadiyah jilid 1

Semoga bermanfaat ..

Himbauan Pelaksanaan Shalat Gerhana Matahari 2019

Posted by PCM Pameungpeuk On Desember 24, 2019 | No comments



🍃KABAR TABLIGH🍃


بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Kepada:
Seluruh Jama'ah Muhammadiyah & Muslimin Muslimat.

Sehubungan akan terjadinya Gerhana Matahari pada hari Kamis 26 Desember 2019 mulai pukul 10.42 s/d 14.23 (berdasarkan edaran surat Divisi Hisab dan IPTEK/MTT PP Muhammadiyah).

Sehubungan dengan hal tersebut maka Majelis Tarjih PCM Pamengpeuk menghimbau kepada seluruh Warga dan simpatisan Muhammadiyah di wilayah Garut Selatan untuk melakukan shalat Gerhana Matahari, baik di awal Gerhana, tengah Gerhana, atau akhir Gerhana.

Nabi SAW dan para sahabat dahulu mengerjakan shalat Gerhana dari Awal Gerhana sampai berakhirnya Gerhana. Tapi pada umumnya kita merasa berat untuk melaksanakan seperti Rasulullah Saw.

Oleh karenanya, untuk shalat Gerhana baiknya dilaksanakan setelah dilaksanakan shalat Dzuhur berjamaah sampai selesai.

Disunnahkan sebelum dilaksanakan shalat Gerhana memperbanyak dzikir, takbir, tahmid, tahlil, istighfar dan shalawat.

*Shalat Gerhana*
1. Dilakukan dengan berjamaah di masjid atau mushalla.

2. Bacaan imam dikeraskan itu lebih utama.

3. Dikerjakan 2 rokaat, tiap rokaat dilakukan:
- 2 kali baca alfatihah
- 2 kali baca surat
- 2 kali ruku', dan
- 2 kali sujud.

Prakteknya:
Takbiratul ihram👉doa iftitah👉bacaan alfatihah👉bacaan surat👉ruku'👉baca Fatihah(lagi)👉baca surat(lagi)👉ruku'👉i'tidal sujud 2 kali.

Untuk roka'at kedua dilaksanakan sama seperti rokaat pertama.

4. Disunnahkan Roka'at pertama suratnya lebih panjang daripada bacaan surat diroka'at kedua.

5. Ruku' dan sujud lebih lama dari ruku' dan sujud shalat biasa, utamanya sama lamanya atau mendekati lamanya bacaan surat.

6. Setelah shalat diteruskan dengan khutbah Gerhana, dengan sekali khutbah.

7. Setelah khutbah di anjurkan untuk memperbanyak sedekah.

Demikian edaran ini, semoga kita bisa melaksanakan pada waktunya sesuai dengan Sunnah Rasulullah Saw.

Wassalam
Fastabiqul Khoiroot

IIN GUNAWAN, S.PdI.
Ketua Pembina
Majelis Tarjih dan Tajdid

Jumat, 07 Juni 2019

Amalan Ziarah Qubur

Posted by PCM Pameungpeuk On Juni 07, 2019 | No comments

Rabu, 28 November 2018

Final, Inilah Narsum Tabligh Akbar Jum'at Ke-5

Posted by Jajang Nurjaman On November 28, 2018 | No comments

Pameungpeuk. Narasumber Tabligh Akbar Jum'at Ke-5 yang akan digelar pada Jum'at, 22 Rabiul Awwal 1440 H / 30 Nopember 2018 M akan diisi oleh Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Barat, Drs. Dikdik Dahlan Lukman, M.Hum. Semula acara ini direncanakan mengundang PP. Muhammadiyah M. Goodwil Zubir namun beliau berhalangan hadir karena sakit.

Kepada seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah serta seluruh kaum muslimin wal muslimat kami mengundang untuk hadir pada hari Jum'at, 22 Rabiul Awwal 1440 H / 30 Nopember 2018 M pukul 13.00 sampai dengan selesai. Lokasi kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Al-Manaar Muhammadiyah Pameungpeuk.

Yuk Ngaji Bareng Muhammadiyah !!!

Senin, 26 November 2018


Sabtu, 24 November 2018

Gelar Pengajian Akbar, PCM Pameungpeuk Undang M. Goodwill Zubir

Posted by Jajang Nurjaman On November 24, 2018 | No comments
Drs. M. Goodwill Zubir Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Latar gambar hanya illustrasi


بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dalam rangka Milad Muhammadiyah Ke 106 Kami mengajak kepada seluruh Warga dan Simpatisan Muhammadiyah untuk menghadiri Pengajian Yang Insya Allah akan diselenggarakan pada:

Hari : Jum'at 30 Nov 2018
Waktu : jam 13.00 s/d 16.00
Tempat : Ponpes Al-Manaar Muhammadiyah Pameungpeuk

Tema:
*106 Tahun Muhammadiyah Membangun Umat Dan Peradaban Berkemajuan*

Pemateri:
M. Goodwill Zubir, Drs.H
(Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

Demikian pemberitahuan kami sampaikan.

PCM Pameungpeuk
Majelis Tabligh

Kamis, 22 November 2018

Korp Muballigh PCM Pameungpeuk Garut

Posted by Jajang Nurjaman On November 22, 2018 | No comments
Ust. Iin Gunawan, S.Pd.I.
Ketua Pembina Majelis Tabligh, Tarjih dan Dakwah Khusus
PCM Pameungpeuk Garut Jawa Barat

Berikut ini adalah anggota korp Muballigh PCM Pameungpeuk yang ditugaskan ke daerah-daerah yang berada di wilayah Garut Selatan yang meliputi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cibalong, Pameungpeuk, Cisompet, Cikelet, Mekarmukti, Bungbulang, Caringin, Cisewu dan daerah lainnya.


Selasa, 20 November 2018

Pernyataan Bersama, Muhammadiyah dan NU

Posted by Jajang Nurjaman On November 20, 2018 | No comments

Kiyai Sesat, Kiyai Palsu !!!

Posted by Jajang Nurjaman On November 20, 2018 | No comments


Pada suatu pagi, ketika Kyai Dahlan sedang berada di beranda rumahnya sambil menelaah kitab, ada serombongan anak-anak yang mendatangi rumahnya sambil berteriak-teriak, "Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat.  Kyai palsu, kyai palsu, kyai palsu ...”.

Mendengar suara riuh itu Kyai Dahlan keluar rumah sambil tersenyum. Anak-anak itu masih saja berteriak-teriak, “Kyai palsu, kyai palsu, kyai palsu. Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat”, dan seterusnya.

Kyai Dahlan tetap berdiri di depan rumahnya memperhatikan anak-anak itu sambil tersenyum. Beliau tidak marah. Bahkan kemudian Kyai Dahlan ikut bertepuk tangan mengikuti irama teriakan anak-anak itu juga sambil menirukan apa yang diteriakkan anak-anak itu, “Kyai palsu-kyai palsu, kyai palsu. Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat.”

Karena Kyai Dahlan tidak marah bahkan mengikuti perkataan mereka sambil tersenyum ramah, anak-anak itu malah kehilangan minat lalu diam terbengong-bengong.

"Lho kok berhenti? Ayo teruskan" kata Kyai Dahlan sambil tersenyum ramah.

Anak-anak itu masih terdiam. Kemudian dengan senyum kebapakan dan penuh wibawa, Kyai Dahlan  mendekati dan menyalami anak-anak itu satu persatu sambil bertanya.

"Kamu namanya siapa Le (nak dalam bahasa Jawa)?"

"Anaknya siapa? Rumahnya di mana?" lanjut Kyai Dahlan sambil terus tersenyum seakan-akan tidak terpengaruh sama sekali dengan cemooh yang baru saja diterimanya.

Kemudian, Kyai Dahlan duduk di tangga rumahnya sambil mengajak anak-anak itu duduk di sana.

“Sini, ayo duduk di sini”

Karena keramahan sekaligus kewibawaan Kyai Dahlan, anak-anak itu pun satu per satu duduk di sekitar Kyai.

KYAI DAHLAN MENDONGENG

"Kalian sudah sekolah atau belum? Kalau magribh ngaji atau tidak?" tanya Beliau sambil mengelus rambut anak-anak itu.

Kebanyakan dari mereka mengatakan tidak sekolah dan tidak mengaji. Memang waktu itu tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.

“Apa kalian semua mau main sama Kyai?  Kyai punya dongeng. Kalian mau mendengarkan dongeng?” tawar Kyai Dahlan.

Tawaran yang simpatik itu dijawab dengan serempak oleh mereka, “Mau Kyai, mau Kyai”.

“Baik, kalau begitu, ayo sekarang semua masuk ke rumah Kyai”

Kemudian Kyai Dahlan minta Nyai Dahlan, istri beliau, untuk membeberkan tikar dan  membuatkan minuman. Setelah itu Kyai Dahlan mendongeng kisah-kisah tentang sejarah Islam. Kyai Dahlan menceritakan kisah-kisah tersebut dengan sangat menarik, menggunakan bahasa komunikasi anak.

Karena cara mendongengnya menarik, kadang-kadang disertai dialog yang komunikatif, tokoh-tokoh yang didongengkan itu seakan menjadi hidup. Anak-anak pun terpukau dan asyik mendengarkan.

DIAJARI SHALAT

Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Kyai Dahlan berhenti bercerita dan berkata, “Wah, sudah adzan. Kita berhenti dulu ya. Kita shalat dulu."

"Nah sebelum shalat, kita wudhu dulu. Kalian ada yang belum bisa berwudhu? Biar Kyai ajari."

Sambil menggiring anak-anak ke tempat wudhu, Kyai Dahlan berbisik kepada Nyai Dahlan, "Tolong sediakan makan siang ala kadarnya untuk anak-anak ini. Kita kedatangan murid-murid baru"

"Setelah wudhu, sekarang kita shalat. Ada yang belum bisa shalat? Mari Kyai ajari." kata Kyai Dahlan di Langgar / Musholla beliau.

Selesai shalat, anak-anak diajak makan siang bersama. Tentu saja anak-anak itu senang. Mereka makan dengan lahap dan gembira. Selesai makan, Kyai Dahlan berkata,

“Nah, sekarang kalian pulang dulu. Nanti kapan-kapan boleh main ke sini lagi.” ucap Kyai Dahlan.

***
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(QS. Fushilat: 34-35)

Sabtu, 17 November 2018

Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Posted by Jajang Nurjaman On November 17, 2018 | No comments



Pertanyaan Dari:
Untung Sutrisno, Jl. Gn. Bentang 13 RT 05/13 Perum Panglayungan Tasikmalaya
(disidangkan pada hari Jum'at, 27 Syawal 1430 H / 16 Oktober 2009)

Pertanyaan:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Di kampung kami ada yang menyelenggarakan Maulid Nabi tapi ada sebagian yang mengatakan tidak perlu diselenggarakan. Bagaimana menurut Majelis Tarjih mengenai hal ini?
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Jawaban:
Pertanyaan tentang penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw seperti yang saudara sampaikan pernah ditanyakan dan telah pula dijawab oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah. Untuk itu, kami sarankan saudara membaca kembali jawaban-jawaban tersebut, yaitu terdapat dalam buku Tanya Jawab Agama terbitan Suara Muhammadiyah Jilid IV, Cetakan Ketiga, halaman 271-274, Majalah Suara Muhammadiyah No. 12 Tahun Ke-90 16-30 Juni 2005 dan juga di Majalah Suara Muhammadiyah No. 1 Tahun Ke-93 1-15 Januari 2008. Namun demikian, berikut ini akan kami sampaikan ringkasan dari dua jawaban yang telah dimuat sebelumnya tersebut.

Pada prinsipnya, Tim Fatwa belum pernah menemukan dalil tentang perintah menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw, sementara itu belum pernah pula menemukan dalil yang melarang penyelenggaraannya. Oleh sebab itu, perkara ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya. Apabila di suatu masyarakat Muslim memandang perlu menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi saw tersebut, yang perlu diperhatikan adalah agar jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang serta harus atas dasar kemaslahatan.

Perbuatan yang dilarang di sini, misalnya adalah perbuatan-perbutan bid'ah dan mengandung unsur syirik serta memuja-muja Nabi Muhammad saw secara berlebihan, seperti membaca wirid-wirid atau bacaan-bacaan sejenis yang tidak jelas sumber dan dalilnya. Nabi Muhammad saw sendiri telah menyatakan dalam sebuah hadis:

عَنْ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. [رواه البخاري ومسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari Umar ra., ia berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda: Janganlah kamu memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada saya secara berlebihan sebagaimana orang Nasrani yang telah memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada Isa putra Maryam. Saya hanya seorang hamba Allah, maka katakan saja hamba Allah dan Rasul-Nya.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Adapun yang dimaksud dengan kemaslahatan di sini, adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang dipandang perlu diselenggarakan tersebut harus mengandung manfaat untuk kepentingan dakwah Islam, meningkatkan iman dan taqwa serta mencintai dan meneladani sifat, perilaku, kepemimpinan dan perjuangan Nabi Muhammad saw. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara menyelenggarakan pengajian atau acara lain yang sejenis yang mengandung materi kisah-kisah keteladanan Nabi saw.

Allah SWT telah menegaskan dalam al-Qur'an, bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah sebaik-baiknya suri teladan bagi umat manusia. Allah berfirman:




Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab (33): 21]


Wallahu a'lam bish-shawab. *amr)

Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com
http://www.fatwatarjih.com

Jumat, 16 November 2018

Adab Ketika Sedang Sakit

Posted by Jajang Nurjaman On November 16, 2018 | No comments



1. Rela terhadap qadha dan qadar Allah, sabar dan berprasangka baik kepadaNya.
2. Diperbolehkan untuk berobat dengan sesuatu yang mubah, dan tidak boleh berobat dengan sesuatu yang haram, atau berobat dengan sesuatu yang merusak aqidahnya; misalnya, seperti datang kepada dukun, tukang sihir atau ke tempat lainnya.

Dari Abu Hurairah,dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً”.أخرجه البخاري

Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah turunkan juga obatnya. [HR Al Bukhari].

Dan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ.

Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. [Dikeluarkan Al Haitsami di dalam Majma’az Zawa’id].

3. Apabila bertambah parah sakitnya, tidak boleh baginya untuk mengharapkan kematian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا

Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian, dan janganlah meminta kematian sebelum datang waktunya. Apabila seorang di antara kalian meninggal, maka terputus amalnya. Dan umur seorang mukmin tidak akan menambah baginya kecuali kebaikan. [HR Muslim].

4. Hendaknya seorang muslim berada di antara khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap).
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan sakaratul maut; kemudian Beliau bertanya: “Bagaimana engkau menjumpai dirimu?” Dia menjawab: “Wahai, Rasulullah! Demi Allah, aku hanya berharap kepada Allah, dan aku takut akan dosa-dosaku.” Kemudian Rasulullah bersabda:

لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

Tidaklah berkumpul dua hal ini ( yaitu khauf dan raja’) di dalam hati seseorang, dalam kondisi seperti ini, kecuali pasti Allah akan berikan dari harapannya dan Allah berikan rasa aman dari ketakutannya. [HR At Tirmidzi].

5. Wajib baginya untuk mengembalikan hak dan harta titipan orang lain, atau dia juga meminta haknya dari orang lain. Kalau tidak memungkinkan, hendaknya memberikan wasiat untuk dilunasi hutangnya, atau dibayarkan kafarah atau zakatnya.

6. Hendaknya bersegera untuk berwasiat sebelum datang tanda-tanda kematian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُوصِي فِيهِ يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ

Tidak sepatutnya bagi seorang muslim yang masih memiliki sesuatu yang akan diwasiatkan untuk tidur dua malam kecuali wasiatnya sudah tertulis di dekatnya [HR Al Bukhari].

Apabila hendak berwasiat dari hartanya, maka tidak boleh berwasiat lebih banyak dari sepertiga hartanya. Dan tidak boleh diwasiatkan kepada ahli waris. Tidak diperbolehkan untuk merugikan orang lain dengan wasiatnya, dengan tujuan untuk menghalangi bagian dari salah satu ahli waris, atau melebihkan bagian seorang ahli waris daripada yang lain.

Allohu a'lam.


Rabu, 14 November 2018

Kiyai Dahlan Tidak Pernah Menyelisihi NU

Posted by Jajang Nurjaman On November 14, 2018 | No comments


Prof Yunahar Ilyas salah seorang Ketua PP MUHAMMADIYAH menyatakan: Kyai Haji Ahmad Dahlan pada masa hidupnya banyak menganut fiqh mahzab Syafi’i, termasuk mengamalkan qunut dalam shalat subuh dan shalat tarawih 23 rakaat. Namun, setelah berdirinya Majelis Tarjih pada masa kepemimpinan Kyai Haji Mas Mansyur, terjadilah revisi-revisi setelah melakukan kajian mendalam, termasuk keluarnya Putusan Tarjih yang menuntunkan tidak dipraktikkannya do’a qunut di dalam shalat subuh dan jumlah rakaat shalat tarawih yag sebelas rakat. “ Ini wujud keterbukaan Muhammadiyah yang tidak fanatik” tegas Prof Yunahar. “

*^^*
Prof Mitsuo Nakmura dan Prof Munir Mulkhan bersepakat, sejak mula pergerakan yang digagas Kyai Dahlan memiliki dua warna, lebih karena pengaruh guru, pertama Kyai Dahlan berguru kepada Syaikh Akhmad Khatib bersama Kyai Hasyim Asy'ari di Mekkah, corak fiqh Mazhab Syafi'i amat kental, pun dengan aqidah ahlus-sunah. Sama sekali tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Kedua, Kyai Dahlan berguru kepada Syaikh Rasyid Ridha dan gurunya Syaikh Muhamad Abduh mendalami tafsir al Manar. Beliau mendapatkan pikiran-pikiran alternatif dan mendorong melakukan perubahan pemikiran umat Islam yang jumud dan mandeg. Al-Islamu mahjubun bil muslimin adalah tesis yang sangat berpengaruh kuat mewarnai pergerakan MUHAMMADIYAH selanjutnya.

Kyai Dahlan lahir dan besar di keraton Ngajogjakarta Hadiningrat pusat kekuasaan dan episentrum budaya tanah Jawa. Kyai Dahlan menjadi bagian urgent Kesultanan. Kedekatannya dengan pihak keraton memberikan legitimasi sosial pun dengan warga dimana Kyai Dahlan tinggal.

Kyai Dahlan menjadi bagian dari kultur Jogja. Pun dengan pemahaman keagamaan nya yang lebih dekat ke mazhab Syafi'i meski dalam perkembangannya beliau lebih memilih Syaikh Rasyid Ridha yang tidak bermazhab. Kyai Dahlan telah meletakkan fondasi tarjih di awal pergerakan dengan meminjam gagasan Syaikh Abduh dan muridnya Syaikh Rasyid Ridha. Dibuktikan dengan seringnya membaca majalah Al urwartul wustqa.

*^^*
Mungkin kita mencoba mencandra dengan meng-analog kan proses berpikir dan perihidup Kyai Dahlan dengan apa yang pernah dialami oleh Imam Syafi'i saat beliau menyusun kitab al Um yang kemudian secara paradigmatik dibagi menjadi dua bagian antara qaul qadim dan qaul jaddid. Keduanya memiliki perbedaan signifikan baik konten atau metodologi (fiqh dan ushul).

Studi dokumenter dan literatur barangkali menjadi penting untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang perihidup Kyai Dahlan sebelum adanya majelis tarjih. Sebab tarjih menjadi bagian di luar perihidup Kyai Dahlan saat itu. Pemisahan ini penting untuk mendapat data otentik dan akurat.

*^^*
Ambil satu contoh: 'Bila ada satu masalah yang kuat dasarnya Mahzab Syafii yang dianut Mahzab Syafii, kalau suatu masalah kuat Mahzab Hanafi, yang dianut Mahzab Hanafi” terang Prof Yunahar. Yang jelas Kyai Dahlan tidak pernah menyelisihi NU sebab hingga beliau wafat (1923) NU belum juga berdiri (1926).

Inilah gagasan awal lahirnya Majelis Tarjih meski tidak secara verbal dinyatakan benderang tapi substansi nya telah beliau lakukan. Muhammadiyah di masa Kyai Dahlan tidaklah 'sebaik' dan 'setertib' sekarang dan itu wajar sebagai sebuah pergerakan yang terus berkembang dinamis termasuk kita juga tak tahu bagaimana model MUHAMMADIYAH 100 tahun yang akan datang ... jadi wajar kalau Kyai Dahlan juga masih mengamalkan qunut shubuh dan tarweh 23 rakaat ... sebuah keniscayaan yang rasional-otentik pada saat itu .. . Sebagai kekayaan intelektual yang luas ... Wallahu a'lam

@nurbaniyusuf
Guru di UMM
Komunitas Padhang Makhsyar