Selasa, 20 November 2018

Kiyai Sesat, Kiyai Palsu !!!

Posted by Jajang Nurjaman On November 20, 2018 | No comments


Pada suatu pagi, ketika Kyai Dahlan sedang berada di beranda rumahnya sambil menelaah kitab, ada serombongan anak-anak yang mendatangi rumahnya sambil berteriak-teriak, "Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat.  Kyai palsu, kyai palsu, kyai palsu ...”.

Mendengar suara riuh itu Kyai Dahlan keluar rumah sambil tersenyum. Anak-anak itu masih saja berteriak-teriak, “Kyai palsu, kyai palsu, kyai palsu. Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat”, dan seterusnya.

Kyai Dahlan tetap berdiri di depan rumahnya memperhatikan anak-anak itu sambil tersenyum. Beliau tidak marah. Bahkan kemudian Kyai Dahlan ikut bertepuk tangan mengikuti irama teriakan anak-anak itu juga sambil menirukan apa yang diteriakkan anak-anak itu, “Kyai palsu-kyai palsu, kyai palsu. Kyai sesat, kyai sesat, kyai sesat.”

Karena Kyai Dahlan tidak marah bahkan mengikuti perkataan mereka sambil tersenyum ramah, anak-anak itu malah kehilangan minat lalu diam terbengong-bengong.

"Lho kok berhenti? Ayo teruskan" kata Kyai Dahlan sambil tersenyum ramah.

Anak-anak itu masih terdiam. Kemudian dengan senyum kebapakan dan penuh wibawa, Kyai Dahlan  mendekati dan menyalami anak-anak itu satu persatu sambil bertanya.

"Kamu namanya siapa Le (nak dalam bahasa Jawa)?"

"Anaknya siapa? Rumahnya di mana?" lanjut Kyai Dahlan sambil terus tersenyum seakan-akan tidak terpengaruh sama sekali dengan cemooh yang baru saja diterimanya.

Kemudian, Kyai Dahlan duduk di tangga rumahnya sambil mengajak anak-anak itu duduk di sana.

“Sini, ayo duduk di sini”

Karena keramahan sekaligus kewibawaan Kyai Dahlan, anak-anak itu pun satu per satu duduk di sekitar Kyai.

KYAI DAHLAN MENDONGENG

"Kalian sudah sekolah atau belum? Kalau magribh ngaji atau tidak?" tanya Beliau sambil mengelus rambut anak-anak itu.

Kebanyakan dari mereka mengatakan tidak sekolah dan tidak mengaji. Memang waktu itu tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.

“Apa kalian semua mau main sama Kyai?  Kyai punya dongeng. Kalian mau mendengarkan dongeng?” tawar Kyai Dahlan.

Tawaran yang simpatik itu dijawab dengan serempak oleh mereka, “Mau Kyai, mau Kyai”.

“Baik, kalau begitu, ayo sekarang semua masuk ke rumah Kyai”

Kemudian Kyai Dahlan minta Nyai Dahlan, istri beliau, untuk membeberkan tikar dan  membuatkan minuman. Setelah itu Kyai Dahlan mendongeng kisah-kisah tentang sejarah Islam. Kyai Dahlan menceritakan kisah-kisah tersebut dengan sangat menarik, menggunakan bahasa komunikasi anak.

Karena cara mendongengnya menarik, kadang-kadang disertai dialog yang komunikatif, tokoh-tokoh yang didongengkan itu seakan menjadi hidup. Anak-anak pun terpukau dan asyik mendengarkan.

DIAJARI SHALAT

Tak terasa adzan Dhuhur berkumandang. Kyai Dahlan berhenti bercerita dan berkata, “Wah, sudah adzan. Kita berhenti dulu ya. Kita shalat dulu."

"Nah sebelum shalat, kita wudhu dulu. Kalian ada yang belum bisa berwudhu? Biar Kyai ajari."

Sambil menggiring anak-anak ke tempat wudhu, Kyai Dahlan berbisik kepada Nyai Dahlan, "Tolong sediakan makan siang ala kadarnya untuk anak-anak ini. Kita kedatangan murid-murid baru"

"Setelah wudhu, sekarang kita shalat. Ada yang belum bisa shalat? Mari Kyai ajari." kata Kyai Dahlan di Langgar / Musholla beliau.

Selesai shalat, anak-anak diajak makan siang bersama. Tentu saja anak-anak itu senang. Mereka makan dengan lahap dan gembira. Selesai makan, Kyai Dahlan berkata,

“Nah, sekarang kalian pulang dulu. Nanti kapan-kapan boleh main ke sini lagi.” ucap Kyai Dahlan.

***
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(QS. Fushilat: 34-35)

0 komentar:

Posting Komentar